komunikasi interpersonal

Komunikasi Interpersonal

Hakekat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. Menurut Carl I. Hovland dalam Fajar (2009:37), komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan dapat dibuktikan bahwa dalam berkomunikasi komunikator memilih waktu yang tepat untuk suasana pesan, bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan tujuan komunikasi.
Menurut Fajar (2009:39) tujuan dari komunikasi itu sendiri diantaranya adalah:
1.Mengubah sikap (to chance the attitude)
2.Mengubah opini atau pendapat atau pandangan (to change the opinion)
3.Mengubah perilaku (to change the behavior)
4.Mengubah masyarakat (to change the society)
Selanjutnya Fajar (2009:39) mengemukakan bahwa: “Komunikasi memang berlangsung dari kesengajaan di mana fungsi dari komunikasi itu sendiri adalah menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), mempengaruhi (to influence)”.
Jonseph A. Devito (dalam Fajar, 2009:78) dalam bukunya ”The Interpersonal Communication Book” mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai: ”Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.
Komunikasi interpersonal juga penting bagi kabahagian hidup manusia. Menurut Johnson dalam Supratiknya (1995:9) beberapa peranan yang disumbangkan oleh kamunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan kebahagian hidup manusia sebagai berikut:
Pertama, komunikasi interpersonal membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Perkembangan manusia sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran komunikasi menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial manusia sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain.
Kedua, identitas atau jati diri manusia terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap dirinya
Ketiga, dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Tenu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain.
Keempat, kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokok-tokoh signifikan dalam hidup kita. Bila komunikasi kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustasi.
Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan komunikasi interpersonal yaitu komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.
Menurut Fajar (2009:78-80) tujuan komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut :
1.Mengenal diri sendiri dan orang lain
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi interpersonal. Komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk meperbincangkan diri kita sendiri. Melalui komunikasi interpersonal kita juga belajar bagaimana dan sejauhmana kita harus membuka diri pada orang lain. Selain itu, komunikasi interpersonal juga akan membuat kita mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.
2.Mengetahui dunia luar
Komunikasi interpersonal memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian-kejadian orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi interpersonal. Meskipun ada yang berpendapat bahwa sebagian besar informasi yang ada berasal dari media massa, tetapi informasi dari media massa tersebut sering dibicarakan dan dinternalisasi melalui komunikasi interpersonal.
3.Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Kita juga tidak ingin hidup sendiri terisolasi dari masyarakat dan ingin merasakan dicintai dan disukai serta menyayangi dan menyukai orang lain. Oleh karenanya, kita menggunakan banyak waktu berkomunikasi interpersonal yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
4.Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi interpersonal sering kita mengubah sikap dan perilaku orang lain. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi interpersonal.
5.Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena bisa memberi suasana yang lepas.
6.Membantu
Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi interpersonal.
Tujuan-tujuan komunikasi interpersonal yang diuraikan di atas dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu:
a.Tujuan-tujuan ini dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivasi atau sebagai alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita membantu orang lain untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang.
b.Tujuan-tujuan ini dapat dipandang sebagai hasil efektif umum dari komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa sebagai suatu hasil dari komunikasi interpersonal, kita dapat mengenal diri kita sendiri, membuat hubungan lebih baik bermakna dan memperoleh pengetahuan tentang dunia luar.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang sangat unik, artinya tidak seperti kegiatan lainnya. Selain itu, komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara pelaku yang terlibat komunikasi. Dengan adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai proses transaksional.
Sebagai suatu proses, komunikasi interpersonal merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau dapat dikatan merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi interpersonal selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya.
Proses komunikasi interpersonal dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor sekaligur reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi interpersonal menjadi tidak jelas.
Komunikasi interpersonal sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dan sangat tidak efektif. Pada suatu komunikasi bisa lebih buruk dan pada saat lain bisa lebih baik. Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi adalah berbeda dan mempunyai karakteristik dan keunikan-keunikan tersendiri.
Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal ini oleh Yoseph DeVito dalam Fajar (2009: 84) dilihat dari 2 perspektif, yaitu:
1.Humanistis, meliputi sifat-sifat:
a.Keterbukaan (openness)
Sifat keterbukaan menunjuk paling tidak pada 2 aspek tentang komunikasi interpersonal. Asepek pertama adalah bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Aspek kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur terus terang tentang segala sesuatu yang dikatakannya.
b.Perilaku suportif (supportiveness)
Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni:
-Dekriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap positif dibanding dengan suasana yang evaluatif.
-Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikirkannya.
-Profisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sikap berpikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru.
c.Perilaku positif
Komunikasi interpersonal akan berkembangan bila ada pandangan positif terhadap orang lain dalam berbagai situasi komunikasi.
d.Empati (empathy)
Kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
e.Kesamaan (equality)
Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman di antara para pelaku komunikasi. Kedua kesamaan dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi memberi pengertian bahwa dalam komunikasi interpersonal harus ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
2.Pragmatis, meliputi sifat-sifat:
a.Bersikap yakin
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila seseorang mempunyai keyakinan diri. Orang yang mempunyai sifat semacam ini akan bersikap luwes dan tenang, baik secara verbal maupun non verbal.
b.Kebersamaan
Seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi interpersonal dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan. Orang dengan sifat ini, akan memperhatikan dan merasakan kepentingan orang lain. Sikap kebersamaan ini dikomunikasikan baik secarra verbal maupun non verbal.
c.Manajemen interaksi
Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten.
d.Perilaku ekspresif
Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.
e.Orientasi pada orang lain
Seringkali dalam berkomunikasi kita berorientasi pada diri kita sendiri. Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang harus memiliki sifat berorientasi pada orang lain. Artinya, kemampuan seseorang untuk beradaftasi dengan orang lain selama berkomunikasi interpersonal.
Secara umum hasil komunikasi mencakup tiga aspek (Fajar, 2009:39) sebagai berikut :
1.Aspek kognitif yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
Misalnya: Menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal
2.Aspek afektif yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi.
Misalnya: Sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci dan menyukai.
3.Aspek psikomotor yaitu menyangkut perilaku/tindakan.
Misalnya: Berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).

Sumber:
1.Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu